Posted by : Unknown Senin, 07 Oktober 2013


I. Konversi Bilangan Biner, Desimal, Okta dan Heksadesimal

Definisi SISTEM BILANGAN (NUMBER SYSTEM) adalah suatu cara untuk mewakili besaran dari suatu item fisik. Sistem bilangan menggunakan basis (base / radix) tertentu yang tergantung dari jumlah bilangan yang digunakan.

 Konsep Dasar Sistem Bilangan , suatu sistem bilangan senantiasa mempunyai Base (radix), absolute digit dan positional (place) value.
Macam - macam Sistem Bilangan :

Operasi - Operasi Konversi
Konversi Radiks-r ke desimal
 Contoh:
 11012 = 1x2^3 + 1x2^2 + 1x2^0
 = 8 + 4 + 1 = 1310
 5728 = 5x8^2 + 7x8^1 + 2x8^0
 = 320 + 56 + 16 = 39210
 2A16 = 2x16^1 + 10x16^0
 = 32 + 10 = 4210

Konversi Bilangan Desimal ke Biner
 Konversi bilangan desimal bulat ke bilangan Biner: Gunakan pembagian dgn 2 secara suksesif sampai sisanya = 0. Sisa-sisa pembagian membentuk jawaban, yaitu sisa yang pertama akan menjadi least significant bit (LSB) dan sisa yang terakhir menjadi most significant bit (MSB).
 Contoh: Konersi 17910 ke biner:
 179 / 2 = 89 sisa 1 (LSB)
 / 2 = 44 sisa 1
 / 2 = 22 sisa 0
 / 2 = 11 sisa 0
 / 2 = 5 sisa 1
 / 2 = 2 sisa 1
 / 2 = 1 sisa 0
 / 2 = 0 sisa 1 (MSB)
 17910 = 101100112
 MSB LSB

Konversi Bilangan Desimal ke Oktal
 Konversi bilangan desimal bulat ke bilangan oktal: Gunakan pembagian dgn 8 secara suksesif sampai sisanya = 0. Sisa-sisa pembagian membentuk jawaban, yaitu sisa yang pertama akan menjadi least significant bit (LSB) dan sisa yang terakhir menjadi most significant bit (MSB).
 Contoh: Konersi 17910 ke oktal:
 179 / 8 = 22 sisa 3 (LSB)
 / 8 = 2 sisa 6
 / 8 = 0 sisa 2 (MSB)
 -> 17910 = 2638

 MSB LSB

Konversi Bilangan Desimal ke Hexadesimal
 Konversi bilangan desimal bulat ke bilangan hexadesimal: Gunakan pembagian dgn 16 secara suksesif sampai sisanya = 0. Sisa-sisa pembagian membentuk jawaban, yaitu sisa yang pertama akan menjadi least significant bit (LSB) dan sisa yang terakhir menjadi most significant bit (MSB).
 Contoh: Konersi 17910 ke hexadesimal:
 179 / 16 = 11 sisa 3 (LSB)
 / 16 = 0 sisa 11 (dalam bilangan hexadesimal berarti B)MSB
 -> 17910 = B316

 MSB LSB

Konversi Bilangan Biner ke Oktal
 Untuk mengkonversi bilangan biner ke bilangan oktal, lakukan pengelompokan 3 digit bilangan biner dari posisi LSB sampai ke MSB
 Contoh: konversikan 101100112 ke bilangan oktal
 Jawab : 10 110 011
 2 6 3
 Jadi 101100112 = 2638

Konversi Bilangan Oktal ke Biner
 Sebaliknya untuk mengkonversi Bilangan Oktal ke Biner yang harus dilakukan adalah terjemahkan setiap digit bilangan oktal ke 3 digit bilangan biner
 Contoh Konversikan 2638 ke bilangan biner.
 Jawab: 2 6 3
 010 110 011
 Jadi 2638 = 0101100112 Karena 0 didepan tidak ada artinya kita bisa menuliskan 101100112

Konversi Bilangan Biner ke Hexadesimal
 Untuk mengkonversi bilangan biner ke bilangan hexadesimal, lakukan pengelompokan 4 digit bilangan biner dari posisi LSB sampai ke MSB
 Contoh: konversikan 101100112 ke bilangan oktal
 Jawab : 1011 0011
 B 3
 Jadi 101100112 = B316

Konversi Bilangan Hexadesimal ke Biner
 Contoh Konversikan B316 ke bilangan biner.
 Jawab: B 3
 1011 0011
 Jadi B316 = 101100112

Konversi dan Sistem Bilangan
I . Konversi dan Sistem Bilangan Desimal
Konversi Ke Sistem Bilangan Binari
Contoh :
 Bilangan desimal 45 dikonversi ke bilangan binar
 20 = 1
 22 = 4
 23 = 8
 25 = 32
 --+ --+
 45 101101

Konversi ke Bilangan Oktal
 Untuk mengkonversi bilangan desimal ke bilangan oktal dapat digunakan remainder method dengan pembaginya adalah basis dari bilagan Oktal yaitu 8

 Contoh
 385 : 8 = 48 sisa 1
 48 : 8 = 6 sisa 0
Konversi ke Bilangan Hexadesimal dengan menggunakan remainder metode dibagi dengan basis bilangan hexadesimal yaitu 16
 Contoh
 1583 : 16 = 98 sisa 15 = F
 98 : 16 = 6 sisa 2

II. Konversi dari Sistem Bilangan Binari
Konversi ke sistem bilangan desimal dari bilangan binari dapat dikonversikan ke bilangan desimal dengan cara mengalikan masing-masing bit dalam bilangan dengan position value-nya.
 Contoh :
 1011012 = 1 x 25 + 0 x 24 + 1 x 20 + 1 x 22 + 0 x 21 + 1 x 20
 = 32 + 0 + 8 + 4 + 0 + 1
 = 4510
Konversi ke sistem bilangan oktal Konversi dari bilangan binary ke oktal dapat dilakukan dengan mengkonversi tiap tiga buat digit binari
 Contoh :1101101 dapat dikonversi ke oktal dengan cara :
 1 = 1 101 = 5 101 = 5
Konversi ke sistem bilangan hexadesimal Konversi dari bilangan binary ke hexadesimal dapat dilakukan dengan mengkonversi tiap empat buat digit binari
 Contoh : 1101101 dapat dikonversi ke hexadecimal dengan
 110 = 6 1101 = D

III. Konversi dari Sistem Bilangan Oktal
Konversi ke sistem bilangan desimal dari bilangan binari dapat dikonversikan ke bilangan desimal dengan cara mengalikan masing-masing bit dalam bilangan dengan position value-nya.

 Contoh :
 3248 = 3 x 82 + 2 x 81 + 4 x 80
 = 3 x 64 + 2 x 8 + 4 x 1
 = 192 + 16 + 4
 = 212 10
Konversi dari bilangan Oktal ke Binari dapat dilakukan dengan mengkonversi masing-masing digit oktal ke 3 digit binari.
 Contoh :
 5 = 101 6 = 110 7=111 dapat dikonversi ke binari dengan cara :
 Konversi dari bilangan oktal ke hexadesimal dapat dilakukan dengan cara merubah dari bilangan oktal menjadi bilangan binari terlebih dahulu, baru dikonversi ke bilangan hexadesimal
 Contoh :
 5 = 101 6 = 110 7 = 111 dikonversi terlebih dahulu ke binari
 dari bilangan binar baru dikonversi ke hexadesimal
 1 = 7 0111 = 7 0111 = 7

IV. Konversi dari Sistem Bilangan Heksadesimal
Konversi ke sistem bilangan desimal dari bilangan binari dapat dikonversikan ke bilangan desimal dengan cara mengalikan masing-masing bit dalam bilangan dengan position value-nya.
 Contoh :
 B6A16 = 11 x 162 + 6 x 161 + 10 x 160
 = 11 x 256 + 6 x 16 + 10 x 1
 = 2816 + 96 + 10
 = 292210
Konversi dari bilangan hexadesimal ke Binari dapat dilakukan dengan mengkonversi masing-masing digit hexadesimal ke 4 digit binari.
 Contoh :
 D = 1101 6 = 0110

Konversi dari bilangan hexadesimal ke oktal dapat dilakukan dengan cara merubah ke bilangan binar terlebih dahulu baru dikonversi ke oktal.
 Contoh :
 D = 1101 6 = 0110
 Kemudian dikonversi ke bilangan oktal
 11 = 3 010 = 2 110 = 6
 Akhirnya, materi Sistem Bilangan dan Konversi Bilangan Desimal , Biner, Oktal , dan Heksadesimal telah selesai.


II.
  1. Biner adalah bilangan berbasis dua yang terdiri dari 0 dan 1,
  2. Octal adalah bilangan berbasis delapan yang terdiri dari 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7
  3. Decimal adalah bilangan berbasis sepuluh yang terdiri dari 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9
  4. Hexadecimal adalah bilangan berbasis enam belas yang terdiri dari 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E, dan F
Tabel di bawah adalah contoh konversi bilangan Decimal, Biner, Octal, dan Hexadecimal sampai dengan 16 (dalam Decimal). Untuk mengetahui sebuah bilangan dalam basis bilangan yang berbeda dapat dilakukan konversi antar bilangan tersebut. Jika konversi hanya sampai 16 (dalam Decimal) dapat menggunakan tabel di bawah. 


KONVERSI ANTAR BILANGAN


A. BILANGAN DECIMAL

  1. Konversi Bilangan Decimal ke Biner
    Contoh 254 (10) = .......(2)
    Caranya dengan membagi bilangan tersebut dengan dua sampai bilangan tersebut tidak bisa lagi dibagi dua (kurang dari dua) dengan mencatat setiap sisa pembagian.
    254 : 2 = 127 sisa 0
    127 : 2 =   63 sisa 1
      63 : 2 =   31 sisa 1
      31 : 2 =   15 sisa 1
      15 : 2 =     7 sisa 1
        7 : 2 =     3 sisa 1
        3 : 2 =     1 sisa 1
        1 : 2 =        sisa 1
    Jadi  254 (10) = 11111110 (2) diurutkan dari sisa pembagian terakhir sebagai MSB (Most Significant Bit)
  2. Konversi Bilangan Decimal ke Octal
    Contoh 254 (10) = .......(8)
    Caranya dengan membagi bilangan tersebut dengan delapan sampai bilangan tersebut
    tidak bisa lagi dibagi delapan (kurang dari delapan) dengan mencatat setiap sisa pembagian.
    254 : 8 = 31 sisa 6
      31 : 8 =  3  sisa 7
        3 : 8 =      sisa 3
    Jadi  254 (10) = 376 (8) diurutkan dari sisa pembagian terakhir sebagai MSB (Most Significant Bit)
  3. Konversi Bilangan Decimal ke Hexadecimal
    Contoh 254 (10) = .......(16)
    Caranya dengan membagi bilangan tersebut dengan enam belas sampai bilangan tersebut tidak bisa lagi dibagi enam belas (kurang dari enam belas) dengan mencatat setiap sisa pembagian.
    254 : 16 = 15 sisa 14 atau E (lihat tabel di atas)
      15 : 16 =      sisa 15 atau F (lihat tabel di atas)
    Jadi  254 (10) = FE (16) diurutkan dari sisa pembagian terakhir sebagai MSB (Most Significant Bit)


B. BILANGAN BINER
  1. Konversi Bilangan Biner ke Decimal
    Contoh 1100100 (2) = .......(10)
    Dengan cara mengalikan bilangan-bilangan tersebut dengan dua yang telah dipangkatkan sesuai urutan 0,1,2,4, dan seterusnya kemudian menjumlahkannya.
    0 x 20 = 0
    0 x 21 = 0
    1 x 22 = 4
    0 x 23 = 0
    0 x 24 = 0
    1 x 25 = 32
    1 x 26 = 64
    0+0+4+0+0+32+64 = 100
    Jadi 1100100 (2) = 100 (10)
  2. Konversi Bilangan Biner ke Octal
    Contoh 1100100 (2) = .......(8)
    Dengan cara memisahkan bilangan tersebut menjadi beberapa bagian dimulai dari bilangan paling kanan (LSB). Setiap bagian terdiri dari tiga angka (digit), kemudian lihat tabel di atas. Jika bagian terakhir (paling kiri) kurang dari tiga digit, dapat menambahkan bilangan 0.
    1100100 dipisahkan menjasi tiga bagian menjadi 1-100-100 atau 001-100-100
    100 (2) = 4 (8)
    100 (2) = 4 (8)
    001 (2) = 1 (8)
    Jadi  1100100 (2) = 144 (8)
  3. Konversi Bilangan Biner ke Hexadecimal
    Contoh 1100100 (2) = .......(16)
    Dengan cara memisahkan bilangan tersebut menjadi beberapa bagian dimulai dari bilangan paling kanan (LSB). Setiap bagian terdiri dari empat angka (digit), kemudian lihat tabel di atas. Jika bagian terakhir (paling kiri) kurang dari empat digit, dapat menambahkan bilangan 0.
    1100100 dibagi empat bagian menjadi 110-0100 atau 0110-0100
    0100 (2) = 4 (16)
    0110 (2) = 6 (16)
    Jadi 1100100 (2) = 64 (16)


C. BILANGAN OCTAL
  1. Konversi Bilangan Octal ke Decimal
    Contoh 200 (8) = ...... (10)
    Dengan cara mengalikan bilangan-bilangan tersebut dengan delapan yang telah dipangkatkan sesuai urutan 0,1,2,4, dan seterusnya kemudian menjumlahkannya.
    0 x 80 = 0
    0 x 81 = 0
    2 x 82 = 128
    0+0+128 = 128
    Jadi 200 (8) = 128 (10)
  2. Konversi Bilangan Octal ke Biner
    Contoh 200 (8) = ...... (2)
    Dengan cara melihat tabel di atas kemudian tulis dalam tiga digit, setelah itu diurutkan (disatukan).
    0 (8) = 000 (2)
    0 (8) = 000 (2)
    2 (8) = 010 (2)
    Jadi 200 (8) = 010000000 (2)
  3. Konversi Bilangan Octal ke Hexadecimal
    Contoh 200 (8) = ...... (16)
    Lakukan konversi ke Decimal atau ke Biner terlebih dahulu kemudian konversi lagi ke Hexadecimal. Jika konversi dilakukan ke bilangan Biner, maka hasil konversi dipisahkan menjadi beberapa bagian dimana setiap bagian terdiri dari empat digit dimulai dari sebelah kanan (LSB) kemudian dikonversi ke Hexadecimal dengan melihat tabel di atas.
    200 (8) = 010000000 (2)
    010000000 menjadi 0-1000-0000 atau 0000-1000-0000
    0000 (2) = 0 (16)
    1000 (2) = 8 (16)
    0000 (2) = 0 (16)
    Jadi  200 (8) = 080 (16)


D. BILANGAN HEXADECIMAL
  1. Konversi Bilangan Hexadecimal ke Biner
    Contoh FA (16) = ..... (2)
    Caranya dengan menggunakan tabel di atas.
    A (16) = 1010 (2)
    F (16) = 1111 (2)
    Jadi  FA (16) = 11111010 (2)
  2. Konversi Bilangan Hexadecimal ke Octal
    Contoh FA (16) = ..... (8)
    Caranya dengan mengkonversi bilangan tersebut ke Biner  terlebih dahulu kemudian gunakan cara konversi bilangan Biner ke Octal.
    FA (16) = 11111010 (2)
    11111010 menjadi 11-111-010 atau  011-111-010
    010 (2) = 2 (8)
    111 (2) = 7 (8)
    011 (2) = 3 (8)
    Jadi  FA (16) = 372 (8)
  3. Konversi Bilangan Hexadecimal ke Decimal
    Contoh FA (16) = ..... (10)
    Dengan cara mengalikan bilangan-bilangan tersebut dengan enam belas yang telah dipangkatkan sesuai urutan 0,1,2,4, dan seterusnya kemudian menjumlahkannya.
    A x 160 atau 10 x  160 = 10
    F x 161 atau 15 x  161 = 240
    10+240 = 250
    Jadi  FA (16) = 250 (10)




OSI 7 LAYER

Model 7 Layer OSI
Model referensi OSI (Open System Interconnection) menggambarkan bagaimana informasi dari suatu software aplikasi di sebuah komputer berpindah melewati sebuah media jaringan ke suatu software aplikasi di komputer lain. Model referensi OSI secara konseptual terbagi ke dalam 7 lapisan dimana masing-masing lapisan memiliki fungsi jaringan yang spesifik. Model Open Systems Interconnection (OSI) diciptakan oleh International Organization for Standardization (ISO) yang menyediakan kerangka logika terstruktur bagaimana proses komunikasi data berinteraksi melalui jaringan. Standard ini dikembangkan untuk industri komputer agar komputer dapat berkomunikasi pada jaringan yang berbeda secara efisien.
Terdapat 7 layer pada model OSI. Setiap layer bertanggungjawab secara khusus pada proses komunikasi data. Misalnya, satu layer bertanggungjawab untuk membentuk koneksi antar perangkat, sementara layer lainnya bertanggungjawab untuk mengoreksi terjadinya “error” selama proses transfer data berlangsung.
Model Layer OSI dibagi dalam dua group: “upper layer” dan “lower layer”. “Upper layer” fokus pada applikasi pengguna dan bagaimana file direpresentasikan di komputer. Untuk Network Engineer, bagian utama yang menjadi perhatiannya adalah pada “lower layer”. Lower layer adalah intisari komunikasi data melalui jaringan aktual.
Tujuan utama penggunaan model OSI adalah untuk membantu desainer jaringan memahami fungsi dari tiap-tiap layer yang berhubungan dengan aliran komunikasi data. Termasuk jenis-jenis protokol jaringan dan metode transmisi.
Penjelasan Model 7 Lapis (Seven Layer Model) Komunikasi Jaringan
  •  Aplication Layer : Lapisan ke-7 ini menjelaskan spesifikasi untuk lingkup dimana aplikasi jaringan berkomunikasi dg layanan jaringan. Menyediakan jasa untuk aplikasi pengguna. Layer ini bertanggungjawab atas pertukaran informasi antara program komputer, seperti program e-mail, dan service lain yang jalan di jaringan, seperti server printer atau aplikasi komputer lainnya. Berfungsi sebagai antarmuka dengan aplikasi dengan fungsionalitas jaringan, mengatur bagaimana aplikasi dapat mengakses jaringan, dan kemudian membuat pesan-pesan kesalahan. Protokol yang berada dalam lapisan ini adalah HTTP, FTP, SMTP, DNS, TELNET, NFS dan POP3.
  • Presentation Layer : Lapisan ke-6 ini berfungsi untuk mentranslasikan data yang hendak ditransmisikan oleh aplikasi ke dalam format yang dapat ditransmisikan melalui jaringan. Protokol yang berada dalam level ini adalah perangkat lunak redirektor (redirector software), seperti layanan Workstation (dalam Windows NT) dan juga Network shell (semacam Virtual Network Computing (VNC) atau Remote Desktop Protocol (RDP)).
  • Session layer: Lapisan ke-5 ini berfungsi untuk mendefinisikan bagaimana koneksi dapat dibuat, dipelihara, atau dihancurkan. Selain itu, di level ini juga dilakukan resolusi nama. Protokol yang berada dalam lapisan ini adalah RPC (Remote Procedure Call), dan DSP (AppleTalk Data Stream Protocol).
  • Transport layer : Lapisan ke-4 ini berfungsi untuk memecah data ke dalam paket-paket data serta memberikan nomor urut ke paket-paket tersebut sehingga dapat disusun kembali pada sisi tujuan setelah diterima. Selain itu, pada level ini juga membuat sebuah tanda bahwa paket diterima dengan sukses (acknowledgement), dan mentransmisikan ulang terhadp paket-paket yang hilang di tengah jalan. Protokol yang berada dalam lapisan ini adalah UDP, TCP, dan SPX ( Sequence Packet Exchange).
  • Network layer : Lapisan ke-3 ini berfungsi untuk mendefinisikan alamat-alamat IP, membuat header untuk paket-paket, dan kemudian melakukan routing melalui internetworking dengan menggunakan router dan switch layer-3. Protokol yang berada dalam lapisan ini adalah DDP (Delivery Datagram Protocol), Net BEUI, ARP, dan RARP (Reverse ARP).

  • Data-link layer : Lapisan ke-2 ini berfungsi untuk menentukan bagaimana bit-bit data dikelompokkan menjadi format yang disebut sebagai frame. Selain itu, pada level ini terjadi koreksi kesalahan, flow control, pengalamatan perangkat keras (seperti halnya Media Access Control Address (MAC Address)), dan menetukan bagaimana perangkat-perangkat jaringan seperti hub, bridge, repeater, dan switch layer 2 beroperasi. Spesifikasi IEEE 802, membagi level ini menjadi dua level anak, yaitu lapisan Logical Link Control (LLC) dan lapisan Media Access Control (MAC).

  • Physical layer : Lapisan ke-1 ini berfungsi untuk mendefinisikan media transmisi jaringan, metode pensinyalan, sinkronisasi bit, arsitektur jaringan (seperti halnya Ethernet atau Token Ring), topologi jaringan dan pengabelan. Selain itu, level ini juga mendefinisikan bagaimana Network Interface Card (NIC) dapat berinteraksi dengan media kabel atau radio. Protokol yang berada dalam lapisan ini adalah Ethernet, FDDI (Fiber Distributed Data Interface), ISDI, dan ATM.


Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © J-pop, Anime, Otaku, Culture,Future, Japan - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -